MAKALAH METODE
PENGEMBANGAN SISTEM
Dosen : Henny Indriyawati, S.Kom
Disusun oleh :
Wakhid saputro wibosono
G.111.13.0085
FAKULTAS
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS
SEMARANG
2013
DAFTAR
ISI
JUDUL
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar belakang Masalah
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Masalah
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengembangan Sistem Informasi
B.
Macam-macam Metode Pengembangan Sistem Informasi
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan
B.
Saran
DAFTAR
PUSTAKA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
senantisa memberikan Rahmat kepada kami dalam menyelesaikan makalah ini,
sehingga kami bisa menyelesaikannya tepat pada waktunya.
Kami membuat makalah ini, bertujuan untuk menjelaskan tentang
macam-macam Metode Pengembangan Sistem Informasi. Karena melihat begitu banyak
Metode yang harus dikupas secara terperinci dan pentingnya terhadap
Pengembangan Sistem Informasi pada zaman sekarang ini. Oleh karena itu dalam
makalah ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai Metode pengembangan Sistem Informasi.
Selaku manusia biasa, kami menyadari bahwa dalam
makalah ini masih banyak kekurangan dan kekeliruan yang tidak disengaja. Oleh
karena itu kami membutuhkan kritik dan saran untuk menyempurnakan pembuatan
makalah selanjutnya. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua, khususnya dibidang pendidikan komputer.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Suatu sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu.
Pendekatan sistem yang lebih
menekankan pada elemen atau komponennya mendefiniskan sistem adalah kumpulan
dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Kedua kelompok definisi
tersebut adalah benar dan tidak bertentangan, yang berbeda adalah cara
pendekatannya. Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan elemen-elemen atau
komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih luas.
Sistem informasi adalah suatu
sinergi antara data, mesin pengolah data (yang biasanya meliputi komputer,
program aplikasi dan jaringan) dan manusia untuk menghasilkan informasi. Jadi
sistem informasi bukan hanya aplikasi perangkat lunak. Sistem Informasi ada
pada hampir setiap perusahaan atau instansi untuk mendukung kegiatan bisnis
mereka sehari-hari. Biasanya porsi pengerjaan pengembangan sistem informasi
diserahkan kepada orang-orang yang bekerja di bidang teknologi
informasi.
Perancangan sistem informasi merupakan pemgembangan sistem baru dari sistem
lama yang ada, di mana masalah-masalah terjadi pada sistem lama diharapkan
sudah teratasi pada sistem yang baru.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini antara lain:
1. Pengertian pengembangan sistem
2. Apa itu metode-metode pengembangan sistem
informasi
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa itu pengembangan sistem
dalam komputer.
2. Mengenali macam-macam metode pengembangan
sistem informasi
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengembangan Sistem
Pengembangan sistem (systems
development) dapat berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk
menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. Sistem yang lama perlu diperbaiki atau diganti
disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini:
Ø Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama.
Ø Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama tidak
dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan.
Ø Kecurangan-kecurangan disengaja yang menyebabkan tidak amannya harta kekayaan perusahaan
dan kebenaran dari data menjadi kurang terjamin.
Ø Kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan
kebenaran dari data kurang terjamin.
Ø Tidak efisiennya operasi.
Ø Tidak ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan.
Ø Pertumbuhan organisasi.
Sebuah sistem informasi adalah
untuk mengatur manusia dan komponen-komponen mesin, dan prosedur-prosedur yang
saling berkaitan untuk mendukung kebutuhan informasi atau bisnis pada sebuah
organisasi dan para pengguna sistem. Sistem tersebut tidak seperti paket
program perangkat lunak aplikasi tetapi harus terlebih dahulu dikostumisasi.
1.
Keterlibatan Pengguna dalam Pengembangan Sistem
Berikut ini beberapa contoh
bagaimana keterlibatan pengguna di dalam pengembangan suatu sistem, yaitu:
a.
Pentingnya bagi pengguna untuk menjelaskan bagaimana sistem yang sedang
berjalan pada bagian tempat pengguna bekerja.
b.
Menemukan dan mendiskusikan permasalahan yang dihadapi dan bagaimana hal itu
dapat diperbaiki pada sistem yang baru.
c.
Kemungkinan perlu untuk memakai tenaga analis sistem dan desainer yang dibutuhkan dalam pengembangan
sistem untuk memenuhi kebutuhan bagian.
d.
Kemungkinan anda sebagai pengguna selalu dilibatkan di dalam hal persetujuan
proyek dan anggaran sebagai anggota special steering committee.
e. Pada saat pengembangan sistem akan
selesai, pengguna akan dimintai bantuannya untuk mengevalusi dan uji coba,
untuk memastikan bahwa sistem bekerja
dengan sempurna.
f. Anda sebagai pengguna turut membantu
mempersiapkan sebagian dari dokumentasi yang dikumpulkan selama proses
pengembangan sistem.
g. Anda seharusnya menghadiri pengarahan
singkat dan sesi pelatihan untuk belajar bagaimana sistem baru akan
mempengaruhi pekerjaan anda dan operasi prosedur baru nantinya.
h. Terakhir tetapi pasti, anda akan
menggunakan sistem yang baru tersebut.
Ada enam tahapan dalam siklus pengembangan sistem secara
konseptual, yaitu:
a.
Analisis sistem
Menganalisis dan mendefinisikan masalah dan kemungkinan solusinya untuk
sistem informasi dan proses organisasi.
b.
Mendefinisikan kebutuhan sistem baru (perancangan
sistem)
Merancang output, input, struktur file, program, prosedur, perangkat keras
dan perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem informasi.
c. Mendesain sistem baru
Membangun perangkat lunak yang diperlukan untuk mendukung sistem dan melakukan testing secara akurat. Melakukan instalasi dan testing
terhadap perangkat keras dan mengoperasikan perangkat lunak.
d.
Mengembangkan sistem baru dan uji coba oleh pengguna
e.
Implementasi sistem baru
Beralih dari sistem lama ke sistem baru,
melakukan pelatihan dan panduan seperlunya.
f.
Evaluasi sistem baru dan pemeliharaan sistem
Mengevaluasi sejauih mana sistem telah
dibangun dan seberapa bagus sistem telah dioperasikan.
Siklus tersebut berlangsung secara berulang-ulang. Siklus di atas merupakan
model klasik dari pengembangan sistem informasi. Model-model baru, seperti prototyping,
spiral, 4GT dan kombinasi dikembangkan dari model klasik di atas.
2. Tahapan Pengembangan sistem
Tahapan pengembangan sistem adalah yaitu:
Tahap 1:
Analisis sistem berjalan,
Tahap 2:
Mendefinisikan kebutuhan sistem
baru,
Tahap
3: Mendesain sistem baru,
Tahap
4: Mengembangkan sistem baru dan
uji coba oleh pengguna,
Tahap
5: Implementasi sistem baru,
Tahap 6:
Evaluasi sistem baru, dan
Tahap
7: Pemeliharaan sistem.
Secara teori inilah siklus
hidup pengembangan sistem. Namun pada praktiknya hal ini tidaklah selalu mulus untuk dilaksanakan. Banyak faktor yang
mempengaruhi keberhasilan pengembangan sistem informasi. Terutama adalah pada
faktor manusia yang terlibat. Dari pihak pengembang, kurangnya keahlian dan
pengalaman bisa menyebabkan kesalahan dalam satu
tahapan sehingga menyebabkan siklus ini harus diulangi dari tahapan yang salah.
Bisa terjadi bahwa siklus ini dilakukan sampai berulang-ulang.
Dari pihak pengguna, idealnya perlu bersama-sama dengan pihak pengembang untuk memahami sistem informasi
mulai dari awal siklus hidup pengembangan sistem. Namun yang sering terjadi
pihak pengguna menyerahkan semuanya kepada pihak pengembang sehingga pada saat
implementasi (testing atau training) pihak pengguna tidak
menyetujui (menolak) sebagian atau seluruh rancangan dari sistem yang telah
selesai dibangun oleh pihak pengembang.
B. Metode Pengembangan Sistem Informasi
1. Metode System Development Life Cycle (SDLC)
Model SDLC atau Sekuensial Linier sering
disebut juga Model Air Terjun. Model ini
mengusulkan sebuah pendekatan perkembangan perangkat lunak yang sistematik dan
sekunsial yang dimulai pada tingkat dan kemajuan sistem pada seluruh analisis,
desain, kode, pengujian, dan pemeliharaan
Model ini disusun bertingkat, setiap tahap dalam model
ini dilakukan berurutan, satu sebelum yang lainnya. Model ini biasanya digunakan untuk membuat sebuah software dalam skala
besar dan yang akan dipakai dalam waktu yang lama. Sangat cocok untuk pengembangan sistem yang besar. Tidak sesuai atau tidak
terlalu disarankan untuk small scale project karena:
Ø Resource intensive
Ø Tidak fleksibel
Ø Sulit untuk aplikasi dengan perubahan cara pengambilan keputusan yang cepat
a. Tahapan-tahapan (SDLC):
(1). Fase
Perencanaan Sistem
Dalam tahapan ini dibentuk
suatu struktur kerja strategis yang luas dan pandangan sistem informasi baru yang jelas yang akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan
pemakai informasi. Proyek sistem dievaluasi dan dipisahkan berdasarkan
prioritasnya. Proyek dengan prioritas tertinggi akan dipilih untuk pengembangan. Penyediaan
sumber daya baru dan penyediaan dana untuk pengembangan sistem. Rencana kerja yang matang juga disusun untuk menjalankan tahapan-tahapan lainnya. Hasil dari tahapan ini adalah : Langkah-langkah detail
rencana kerja dan penugasan untuk anggota tim.
(2). Fase
Analisis Sistem
Ø Dilakukan proses penilaian, identifikasi dan evaluasi komponen dan hubungan
timbal-balik yang terkait dalam pengembangan system: definisi masalah, tujuan, kebutuhan, prioritas dan kendala-kendala system, ditambah identifikasi biaya, keuntungan dan estimasi jadwal untuk solusi
yang berpotensi.
Ø Fase analisis sistem adalah fase profesional sistem melakukan kegiatan
analisis sistem.
Ø Laporan yang dihasilkan menyediakan suatu landasan untuk membentuk suatu
tim proyek sistem dan memulai fase analisis sistem.
Ø Tim proyek sistem memperoleh pengertian yang lebih jelas tentang alasan
untuk mengembangkan suatu sistem baru.
Ø Ruang lingkup analisis sistem ditentukan pada fase ini. Profesional sistem mewawancarai calon pemakai dan bekerja dengan pemakai yang
bersangkutan untuk mencari penyelesaian masalah dan menentukan kebutuhan
pemakai.
Ø Beberapa aspek sistem yang sedang dikembangkan mungkin tidak diketahui
secara penuh pada fase ini, jadi asumsi kritis dibuat untuk memungkinkan
berlanjutnya siklus hidup pengembangan sistem.
Ø Pada akhir fase analisis sistem, laporan analisis sistem disiapkan. Laporan
ini berisi penemuan-penemuan dan rekomendasi. Bila laporan ini disetujui,tim
proyek sistem siap untuk memulai fase perancangan sistem secara umum. Bila
laporan tidak disetujui, tim proyek sistem harus menjalankan analisis tambahan
sampai semua peserta setuju.
(3). Fase Perancangan Sistem secara Umum
Ø Dibentuk alternatif-alternatif perancangan konseptual untuk pandangan
pemakai. Alternatif ini merupakan perluasan kebutuhan pemakai. Alternatif
perancangan konseptual memungkinkan manajer dan pemakai untuk memilih rancangan
terbaik yang cocok untuk kebutuhan mereka.
Ø Pada fase ini analis sistem mulai merancang proses dengan
mengidentifikasikan laporan-laporan dan output yang akan dihasilkan oleh sistem
yang diusulkan. Data masing-masing laporan ditentukan. Biasanya, perancang
sistem membuat sketsa form atau tampilan yang mereka harapkan bila sistem telah
selesai dibentuk. Sketsa ini dilakukan pada kertas atau pada tampilan komputer.
(4). Fase
Evaluasi dan Seleksi Sistem
Akhir fase perancangan sistem secara umum menyediakan point utama untuk
keputusan investasi. Oleh sebab itu dalam fase evaluasi dan seleksi sistem ini
nilai kualitas sistem dan biaya/keuntungan dari laporan dengan proyek system
dinilai secara hati-hati dan diuraikan dalam laporan evaluasi dan seleksi
sistem.
Jika tak satupun altenatif perancangan konseptual yang dihasilkan pada fase
perancangan sistem secara umum terbukti dapat dibenarkan, maka semua altenatif
akan dibuang. Biasanya, beberapa alternatif harus terbukti dapat dibenarkan,
dan salah satunya dengan nilai tertinggi dipilih untuk pekerjaan akhir. Bila
satu alternatif perancangan sudah dipilih, maka akan dibuatkan rekomendasi
untuk sistem ini dan dibuatkan jadwal untuk perancangan detailnya.
(5). Fase
Perancangan Sistem secara Detail
Pada fase ini semua komponen dirancang dan dijelaskan secara detail.
Perencanaan output (layout) dirancang untuk semua layar, form-form tertentu dan
laporan-laporan yang dicetak. Semua output direview dan disetujui oleh pemakai
dan didokumentasikan.
Berdasarkan perancangan output dan input, proses-proses dirancang untuk
mengubah input menjadi output. Transaksi-transaksi dicatat dan dimasukkan
secara online atau batch. Macam-macam model
dikembangkan untuk mengubah data menjadi informasi. Prosedur ditulis untuk
membimbing pemakai dan pesonel operasi agar dapat bekerja dengan sistem yang
sedang dikembangkan.
Database dirancang untuk menyimpan dan mengakses data. Kendali-kendali yang
dibutuhkan untuk melindungi sistem baru dari macam-macam ancaman dan error
ditentukan.
Pada akhir fase ini, laporan rancangan sistem secara detail dihasilkan.
Laporan ini mungkin berisi beribu-ribu dokumen dengan semua spesifikasi untuk
masing-masing rancangan sistem yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Laporan
ini dapat juga dijadikan sebagai buku pedoman yang lengkap untuk merancang, membuat
kode dan menguji sistem; instalasi peralatan; pelatihan; dan tugas-tugas
implementasi lainnya.
(6). Fase
Implementasi Sistem dan Pemeliharaan Sistem
Ø Sistem siap untuk dibuat dan diinstalasi.
Ø Sejumlah tugas harus dikoordinasi dan dilaksanakan untuk implementasi
sistem baru.
Ø laporan implementasi yang dibuat pada fase ini ada dua bagian, yaitu:
(a). Rencana implementasi dalam bentuk Gantt
Chart atau Program
and Evaluation Review Technique (PERT) Chart
(b). Penjadwalan proyek dan teknik
manajemen. Bagian kedua adalah laporan yang menerangkan tugas penting untuk
melaksanakan implementasi sistem, seperti :
Ø Pengembangan perangkat lunak
Ø Persiapan lokasi peletakkan system
Ø Instalasi peralatan yang digunakan
Ø Pengujian Sistem
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø Mudah diaplikasikan.
Ø Memberikan template tentang metode analisis, desain, pengkodean, pengujian,
dan pemeliharaan.
(2). Kekurangan
Ø Jarang sekali proyek riil mengikuti aliran sekuensial yang dianjurkan model
karena model ini bisa melakukan itersi tidak langsung.
Ø Pelanggan sulit untuk menyatakan kebutuhan secara eksplisit sehingga sulit
untuk megakomodasi ketidakpastian pada saat awal proyek.
Ø Pelanggan harus bersikap sabar karena harus menunggu sampai akhir proyrk
dilalui. Sebuah kesalahan jika tidak diketahui dari awal akan menjadi masalah
besar karena harus mengulang dari awal.
Ø Pengembang sering malakukan penundaan yang tidak perlu karena anggota tim
proyek harus menunggu tim lain untuk melengkapi tugas karena memiliki
ketergantungan hal ini menyebabkan penggunaan waktu tidak efesien.
2.
Model
Prototyping
Prototyping
adalah proses iterative dalam
pengembangan sistem dimana requirement diubah ke dalam sistem yang bekerja
(working system) yang secara terus menerus diperbaiki melalui kerjasama antara
user dan analis. Prototype juga bisa dibangun melalui beberapa tool
pengembangan untuk menyederhanakan proses.
a. Tahapan-tahapan Model Prototyping
(1). Pengumpulan Kebutuhan
Pelanggan dan pengembang
bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan
semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat.
(2). Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan
membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan
(misalnya dengan membuat input dan format output).
(3). Menggunakan Sistem
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah
dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan.
(4). Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping
yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.
(5). Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus
dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black
Box, Basis Path, pengujian arsitektur dan lain-lain.
(6). Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah
sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan.
(7). Evaluasi Protoptyping
Perangkat lunak yang telah diuji
dan diterima pelanggan siap untuk digunakan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø Prototype melibatkan user dalam analisa dan desain.
Ø Punya kemampuan menangkap requirement secara konkret.
Ø Digunakan untuk memperluas SDLC.
(2). Kekurangan
Ø Proses
analisis dan perancangan terlalu singkat.
Ø Mengesampingkan alternatif pemecahan masalah.
Ø Bisanya kurang fleksible dalam mengahdapi
perubahan.
Ø Protitype
yang dihasilkan tidak selamanya mudah dirubah dan cepat selesai.
3.
Model RAD (Rapid Application Development)
RAD adalah penggabungan beberapa metode atau teknik terstruktur. RAD
menggunakan metode prototyping dan teknik terstruktur lainnya untuk menentukan
kebutuhan user dan perancangan sistem informasi selain itu RAD menekankan siklus perkembangan dalam waktu yang singkat (60
sampai 90 hari) dengan pendekatan konstruksi berbasis komponen.
a. Tahapan-tahapan Model RAD
(1). Bussiness Modelling
Fase ini untuk mencari aliran
informasi seperti: informasi mengendalikan proses bisnis, di mana
informasi digunakan, siapa yang
memprosenya, dan informasi apa yang dimunculkan.
(2). Testing and Turnover
Karena menggunakan kembali
komponen yang telah ada, maka akan mengurangi waktu pengujian. Tetapi komponen
baru harus diuji dan semua interface harus dilatih secara penuh..
(3). Aplication Generation
Selain menggunakan bahasa pemrograman generasi ketiga, RAD juga memakai
komponen program yang telah ada atau menciptakan komponen yang bisa dipakai
lagi. Alat-alat baantu bisa dipakai
untuk memfasilitasi konstruksi perangkat lunak.
(4). Process Modelling
Aliran informasi pada fase
data modelling ditransformasikan untuk mendapatkan aliran informasi yang
diperlukan pada implementasi fungsi bisnis.
Pemrosesan diciptakan untuk menambah, memodifikasi, menghapus, atu mendapatkan
kembali objek data tertentu
(5). Data Modelling
Fase ini menjelaskan objek data yang dibutuhkan dalam proyek. Karakteristik
(atribut) masing-masing data diidentifikasikan dan hubungan antar objek didefinisikan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø RAD
mengikuti tahapan pengembangan sistem sepeti umumnya, tetapi mempunyai
kemampuan untuk menggunakan kembali komponen yang ada (reusable object).
Ø Setiap
fungsi dapat dimodulkan dalam waktu tertentu dan dapat dibicarakan oleh tim RAD
yang terpisah dan kemudian diintegrasikan sehingga waktunya lebih efesien.
(2). Kekurangan
Ø Tidak cocok
untuk proyek skala besar
Ø Proyek bisa
gagal karena waktu yang disepakati tidak dipenuhi.
Ø Sistem yang
tidak bisa dimodularisasi tidak cocok untuk model ini.
Ø Resiko teknis
yang tinggi juga kurang cocok untuk model ini
4.
Model Spiral
Model spiral pada awalnya
diusulkan oleh Boehm, adalah model proses perangkat lunak evolusioner yang
merangkai sifat iteratif dari prototype dengan cara kontrol dan aspek
sistematis model sequensial linier. Model iteratif ditandai dengan tingkah laku
yang memungkinkan pengembang mengembangkan versi perangkat lunak yang lebih
lengkap secara bertahap.
a. Tahapan-tahapan Model Spiral
(1). Komunikasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk membangun komunikasi antara pelanggan dan
kebutuhan- kebutuhan yang diinginkan oleh pelanggan.
(2). Perencanaan
Yaitu tugas-tugas untuk
mendefinisikan sumber daya, ketepatan waktu, dan proyek informasi lain yg
berhubungan.
(3). Analisis Resiko
Yaitu tugas-tugas yang
dibutuhkan untuk menaksir resikomanajemen dan teknis.
(4). Perekayasaan
Yaitu tugas yang dibutuhkan
untuk membangun satu atau lebih representasi dari apikasi tersebut.
(5). Konstruksi dan Peluncuran
Yaitu tugas-tugas yang
dibutuhkan untuk mengkonstruksi, menguji, memasang, dan memberi pelayanan
kepada pemakai.
(6). Evaluasi Pelanggan
Yaitu tugas-tugas untuk
mendapatkan umpan balik dari pelanggan.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama hidup perangkat
lunak komputer.
Ø Lebih cocok
untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak skala besar
Ø Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan bereaksi terhadap
resiko setiap tingkat evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses
Ø Menggunakan prototipe sebagai mekanisme pengurangan resiko dan pada setiap
keadaan di dalam evolusi produk.
Ø Tetap mengikuti langkah-langkah dalam siklus kehidupan klasik dan
memasukkannya ke dalam kerangka kerja iteratif .
Ø Membutuhkan pertimbangan langsung terhadp resiko teknis sehingga mengurangi
resiko sebelum menjadi permaslahan yang serius.
(2). Kekurangan
Ø Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan evolusioner ini bisa
dikontrol.
Ø Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan menjadi masalah yang
serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
Ø Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju kepastian yang
absolute.
5.
Object Oriented Technology
Object
Oriented Technology merupakan cara pengembangan perangkat lunak berdasarkan
abstraksi objek-objek yang ada di dunia nyata. Filosofi Object Oriented sangat
luar biasa sepanjang siklus pengenbangan perangkat lunak (perencanaan,
analisis, perancangan dan implementasi) sehingga dapat diterapkan pada
perancangan sistem secara umum: menyangkut perangkat lunak, perangkat keras dan
system secara keseluruhan.
Tahapan-Tahapan Object Oriented Technology
6.
Functional Decomposition Methodologies
Metodologi ini menekankan pada
pemecahan dari sistem ke dalam subsistem-subsistem yang lebih kecil, sehingga
akan lebih mudah untuk dipahami, dirancang dan ditetapkan.
Yang termasuk dalam kelompok metodologi ini adalah :
- HIPO (Hierarchy plus Input Process Output)
- Stepwise Refinement (SR) atau Iterative Stepwise
Refinement (ISR)
- Information Hiding
7.
Data Oriented Methodologies
Metodologi ini menekankan pada karakteristik dari data yang akan diproses.
Dikelompokkan ke dalam dua kelas, yaitu :
a. Data flow
oriented methodologies, sistem secara logika
dapat digambarkan secara logika dari arus data dan hubungan antar fungsinya di
dalam modul-modul di sistem. Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- SADT (Structured Analysis and Design Techniques)
- Composite Design
- SSAD (Structured System Analysis and Design)
b. Data
Structured oriented methodologies, Metodologi ini menekankan struktur dari input dan output di sistem.
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
- JSD (Jackson’s System Development)
- W/O (Warnier/Orr)
8.
Prescriptive Methodologies
Yang termasuk dalam metodologi ini adalah :
ISDOS (Information System Design dan Optimization System),
merupakan perangkat lunak yang dikembangkan di University of Michigan. Kegunaan
dari ISDOS adalah mengotomatisasi proses pengembangan system informasi. ISDOS
mempunyai dua komponen, yaitu :
a. PSL (Program Statement
Language), merupakan komponen utama dari ISDOS, yaitu suatu bahasa
untuk mencatat kebutuhan pemakai dalam bentuk machine readable form.
PSL dirancang sehingga output yang dihasilkannya dapat dianalisis oleh PSA. PSL
merupakan bahasa untuk menggambarkan sistemnya dan bukan merupakan bahasa
pemrograman prosedural.
b. PSA (Program Statement Analyzer) merupakan paket perangkat
lunak yang mirip dengan kamus data (data dictionary) dan
digunakan untuk mengecek data yang dimasukkan, disimpan, dianalisis dan yang
dihasilkan sebagai output laporan.
9. Model V
Model ini merupakan perluasan dari model waterfall.
Disebut sebagai perluasan karena tahap-tahapnya mirip dengan yang terdapat
dalam model waterfall. Jika dalam model waterfall proses dijalankan secara
linear, maka dalam model V proses dilakukan bercabang.
a. Tahapan-Tahapan Model V
(1). Requirement
Analysis & Acceptance Testing
Tahap
Requirement Analysis sama seperti yang terdapat dalam model waterfall. Keluaran
dari tahap ini adalah dokumentasi kebutuhan pengguna. Acceptance Testing
merupakan tahap yang akan mengkaji apakah dokumentasi yang dihasilkan tersebut
dapat diterima oleh para pengguna atau tidak
(2). System
Design & System Testing
Dalam tahap
ini analis sistem mulai merancang sistem dengan mengacu pada dokumentasi
kebutuhan pengguna yang sudah dibuat pada tahap sebelumnya. Keluaran dari tahap
ini adalah spesifikasi software yang meliputi organisasi sistem secara umum,
struktur data, dan yang lain. Selain itu tahap ini juga menghasilkan contoh
tampilan window dan juga dokumentasi teknik yang lain seperti Entity Diagram
dan Data Dictionary.
(3). Architecture
Design & Integration Testing
Sering juga
disebut High Level Design. Dasar dari pemilihan arsitektur yang akan digunakan
berdasar kepada beberapa hal seperti: pemakaian kembali tiap modul,
ketergantungan tabel dalam basis data, hubungan antar interface, detail
teknologi yang dipakai.
(4). Module Design & Unit Testing
Sering juga
disebut sebagai Low Level Design. Perancangan dipecah menjadi modul-modul yang
lebih kecil. Setiap modul tersebut diberi penjelasan yang cukup untuk
memudahkan programmer melakukan coding. Tahap ini menghasilkan spesifikasi
program seperti: fungsi dan logika tiap modul, pesan kesalahan, proses
input-output untuk tiap modul, dan lain-lain.
(5). Coding
Dalam tahap
ini dilakukan pemrograman terhadap setiap modul yang sudah dibentuk.
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø V Model
sangat fleksibel. V Model mendukung project tailoring dan penambahan dan
pengurangan method dan tool secara dinamik. Akibatnya sangat
mudah untuk melakukan tailoring pada V Model agar sesuai dengan suatu
proyek tertentu dan sangat mudah untuk menambahkan method dan tool
baru atau menghilangkan method dan tool yang dianggap sudah obsolete.
Ø V Model
dikembangkan dan di-maintain oleh publik. User dari V Model
berpartisipasi dalam change control board yang memproses semua change
request terhadap V Model.
(2). Kekurangan
Ø V Model
adalah model yang project oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali
dalam suatu proyek.
Ø V Model adalah model yang project
oriented sehingga hanya bisa digunakan sekali dalam suatu proyek.
c. Penggunaan
V Model
digunakan dalam proyek teknologi informasi di negara Jerman. Hal ini berlaku
terutama untuk proyek teknologi informasi pada pada sektor pertahanan negara
Jerman. Selain itu, V Model juga digunakan oleh software developer
negara Jerman untuk proyek teknologi informasi lain.
10. Metode End-user Development
Disini pengembangan dilakukan langsung oleh end-user. Keterlibatan langsung
end-user sangat menguntungkan, karena memahami benar bagaimana sistem bekerja.
Artinya tahap analisis sistem dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan adalah
pada pengendalian mutu dan kecenderungan tumbuhnya “private”
sistem informasi. Integrasi dengan sistem yang lain menjadi sulit.
a. Tahapan-tahapan EUD
(1). Tahap inisasi (initiation)
Yaitu tahap dimana organisasi(perusahaan) mulai pertama kali mngenal
teknologi
informasi.
informasi.
(2). Tahap ketularan (contagion)
Yaitu tahap diamana organisasi (perusahaan) sudah mulai banyak yang
menggunakan
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
teknologi informasi meskipun ini dilakukan atau tidak terlalu mempertimbangkan
untung ruginya dari penggunaan teknologi informasi ini.
(3). Tahap kendali (control)
Pada tahap ini organisasi (perusahaa) sudah mulai selektif di dalam
penggunaan
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
teknologi informasi. Ada hal yang dijadikan pertimbangan sebelum memutuskan
penggunaan teknolgi informasi seperti pertimbangan untung rugi.
(4). Tahap matang (mature)
Pada tahap ini organisasi (perusahaan) menggunakan teknologi informasi
tidak hanya
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
mempertimbangakan keuntungan (benfit) yang akan didapatkan serta berapa biaya
(cost) yang harus dikeluarkan tetapi lebih dari itu bagaimana teknologi informasi
yang digunakan dapat dijadikan sebagai alat keunggulan di dalam bersaing
b. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø Dapat
menghindari permasalahan kemacetan di departemen sistem informasi.
Ø Kebutuhan
pemakai sistem dapat lebih terpenuhi karena dapat dikembangkan sendiri
oleh pemakai.
oleh pemakai.
Ø Menambah
atau meningkatkan partisifasi aktif pemakai dalam proses pengembangan
sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
sistemnya sehingga akan ada kepuasan sendiri dari pemakai sistem.
Ø Dapat
menambah kualitas pemahaman pemakai terhadap aplikasi yang dikembangkan
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
serta teknollogi yang digunakan dalam sistem.
(2). Kekurangan
Ø Karena
pemakai sistem harus mengembangkan aplikasinya sendiri,maka dalam haln ini
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
pemakai sekaligus pengembang sistem dituntut untuk memiliki pemahaman mengenai
teknologi informasi (computer literacy) serta pemahaman tentang pengembangan sistem infomasi.
Ø End user
computing memiliki resiko dapat menggangu bahkan merusak sistem
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
informasi di luar yang dikembangkan oleh pemakai sistem.
Ø End user
computing pasti akan berhadapan dengan maslah kemampuan teknis
pemakai sekaligus pengembang sistem.
pemakai sekaligus pengembang sistem.
11. Metode
Outsourcing
Outsourcing merupakan
salah satu metode pengelolaan teknologi informasi dengan cara memindahkan
pengelolaannya pada pihak lain, yang tujuan akhirnya adalah efektivitas dan
efisiensi kerja. Metode ini seringkali juga disamakan dengan metode lain
seperti : sub kontrak, supplier, proyek atau istilah lain yang
berbeda-beda dilapangan, namun pada dasarnya adalah sama, yaitu pemindahan
layanan kepada pihak lain.
a. Kelebihan dan Kekurangan
(1). Kelebihan
Ø Manajemen TI
yang lebih baik, TI dikelola oleh pihak luar yang telah berpengalaman dalam
bidangnya, dengan prosedur dan standar operasi yang terus menerus dikembangkan.
Ø Fleksibiltas
untuk meresponse perubahan TI yang cepat, perubahan arsitektur TI berikut
sumberdayanya lebih mudah dilakukan
Ø Akses pada
pakar TI yang lebih baik
Ø Fokus pada
inti bisnis, perusahaan tidak perlu memikirkan bagaimana sistem TI-nya bekerja
(2). Kekurangan
Ø Terdapat
kekhawatiran tentang keamanan sistem informasi karena adanya peluang
penyalahgunaan sistem informasi oleh vendor, misalnya pembajakan atau
pembocoran informasi perusahaan
Ø Ada peluang
sistem informasi yang dikembangkan tidak sesuai dengan kebutuhan perusahaan
dikarenakan vendor tidak memahami kebutuhan sistem dalam perusahaan tersebut.
Ø Transfer
knowledge terbatas karena pengembangan sistem informasi sepenuhnya dilakukan
oleh vendor.
Ø Relatif
sulit melakukan perbaikan dan pengembangan sistem informasi karena pengembangan
perangkat lunak dilakukan oleh vendor, sedangkan perusahaan umumnya
hanya terlibat sampai rancangan kebutuhan sistem.
Ø Dapat terjadi
ketergantungan kepada konsultan.
Ø Resiko tidak
kembalinya investasi yang telah dikeluarkan apabila terjadi ketidakcocokan
sistem informasi yang dikembangkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data
makalah diatas dapat disimpulkan bahwa
metode pengembangan sistem informasi itu berarti menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama
secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.
DAFTAR PUSTAKA
terima kasih atas artikelnya kak
BalasHapusperkenalkan saya Dewi Putri ISB Atmaluhur
Saya lebih suka dengan Model RAD Kak karena penggabungan dari beberapa sistem untuk menganaslisa dan merencanakan pengembangan sistem sesuai kebutuhanya,.terimakasih,.perkenalkan saya Riswanto Mahasiswa dari ISB Atma Luhur
BalasHapusijin menggunakan Artikel untuk pembelajaran, terimakasih sudah share
BalasHapus